RAFI MUHAMMAD PRATAMA

GAME ONLINE MUSIC ONLINE GUESTBOOK WEB CHAT

Kamis, 21 Januari 2010

global metal - sepultura in indonesia 1992 (surabaya)

Jumat, 08 Januari 2010

Kisah Sinar menggugah banyak orang


SubhanaLlah, Maha Suci Allah! Sangat mengharukan! Itulah sebagian besar ungkapan penonton saat melihat tayangan di SCTV tentang kisah anak usia 6 tahun mengurus ibunya yang lumpuh. Bahkan tidak sedikit yang menitikkan air mata saat menyaksikan Sinar, nama bocah belia itu menampakkan bakti, cinta dan kasih sayangnya pada sang bunda, mengabaikan masa kecilnya pada saat anak-anak seusianya menghabiskan waktunya dengan bermain, sementara ia harus berada di samping bundanya yang sakit sejak dua tahun lalu.

Rumah Murni, nama ibu yang lumpuh ini terletak Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Walau tampak jauh dari keramaian kota, tapi rumah Murni juga tidak luput dari keramaian Pemilu lalu. Terbukti dengan banyaknya sticker partai dan caleg yang tertempel di dinding rumah kayu sangat sederhana itu. Tapi sepertinya para politisi dan kader partai itu abai dengan apa yang terjadi di tengah keluarga miskin ini. Para tetanggalah yang terkadang memberikan bantuan ala kadarnya untuk Murni dam putrinya, Sinar. Karena suami Murni sendiri merantau ke Malaysia.

Sinarlah yang membantu dan menemani ibunya selama ini. Mulai dari memindahkan atau menggeser tubuhnya, masak, makan, minum, mandi hingga buang air. Semua itu ia kerjakan sendiri dengan penuh cinta. Tayangan yang ditampilkan SCTV ini bahkan sanggup meruntuhkan air mata mereka yang menyaksikannya. Ada rasa iba dan takjub sekaligus melihat bocah usia 6 tahun yang tampak penuh tanggung jawab melakukan tugas mulianya, sambil mengusap mesra pipi ibunya.

Bocah kelas satu Sekolah Dasar ini bahkan kerap terlambat ke sekolah karena harus mengurus ibunya. Begitu pula setelah pulang sekolah. Nyaris seluruh waktunya telah ia persembahkan bagi ibunya yang sakit parah. Walaupun Sinar memiliki lima orang kakak dan juga belum dewasa, namun mereka semua tinggal terpisah dengannya. Faktor ekonomi membuat mereka menjadi pembantu rumah tangga.

Kisah Sinar, bocah belia usia 6 tahun ini mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya berbakti kepada kedua orang tua. Walau di antara kita mungkin ada yang bertanya, apakah karena usianya yang masih sangat belia itu yang membuat Sinar mampu memahami arti berbakti kepada orang tua? Karena kita sendiri heran melihat perilaku seorang anak yang sudah dewasa justru tak sudi melayani ibunya yang renta dan tak mampu lagi berbuat apa-apa. Ia telah kehabisan cinta dan kasih sayang untuk ibunya.

Tapi begitulah Allah mengajarkan kepada kita tentang cinta kasih kepada orang tua melalui anak kecil ini. IA telah letakkan dalam hatinya pada saat banyak manusia yang justru tak memilikinya. Semoga saja ibu Murni dapat segera sembuh dari penyakit yang menimpanya. Dan putrinya, Sinar, senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah Ta’ala berbakti kepada ibunya.

Kisah Sinar, bocah kelas satu Sekolah Dasar Tondo Pata, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, ternyata menggugah nurani banyak orang. Sejumlah dermawan memberikan berbagai bantuan seperti pakaian, beras, uang hingga kasur untuk tidur. Bahkan beberapa dermawan lainnya akan membantu biaya sekolah Sinar.

Cinta bocah bernama Sinar pada ibunya juga telah menginspirasi Charlie, vokalis band ST12. Sebagai bentuk simpati, Charlie menciptakan lagu berjudul Sinar Pahlawanku. Bukan hanya mencipta lagu, ST12 bahkan menginap di rumah anak perempuan berusia enam tahun itu.

Sontak rumah warga Dusun Tondo Pata, Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menjadi ramai. Penduduk berdatangan untuk melihat band Ibu Kota. Sementara bagi ST12, mereka ingin melihat langsung ketabahan dan kegigihan Sinar merawat ibunya yang lumpuh.

Kebiasaan sehari-hari Sinar, yaitu memasak dan mencuci pakaian. Semua dilakukan seorang diri karena para saudaranya sudah tidak tinggal di rumah. Jangan menangis sayang, ini hanyalah cobaan Tuhan. Hadapi semua dengan senyuman, dengan senyuman. ST12 berharap, bait lagu ciptaan untuk Sinar bisa menguatkan anak yang mencintai ibunya itu.

Kamis, 07 Januari 2010

Intifadhah Pertama



Sejak dimulai Intifadhah sampai akhir 1993, Israel membunuh 1.283 rakyat Palestina. 130.472 luka, 481 diusir, 22.088 dipenjara dan 2.533 rumah dihancurkan

Intifadhah Pertama meletus sebagai perlawanan rakyat Palestina atas penjajah Zionis Israel. Koran-koran waktu itu memberitakan, “Pertempuran yang terdahsyat sejak proklamasi negara Zionis Israel tahun 1948.”

Intifadhah atau انتفاضة dalam bahasa Arab bermakna “bangun mendadak dari tidur atau dari keadaan tak sadar”. Pada Intifadhah Pertama rakyat Palestina berperang tanpa persenjataan dan tanpa dibantu negara-negara Arab tetangganya. Senjata mereka batu. Sejak itu generasi baru pejuang Palestina dijuluki oleh banyak penulis sebagai “the Children of Stone”, anak-anak batu.

Truk nylonong
Penyebab meletusnya Intifadhah Pertama adalah sebuah truk militer Israel yang menabrak sekelompok orang Palestina di dekat camp pengungsi Jabalya di Jalur Gaza. Kejadian pada tanggal 8 Desember 1987 itu menyebabkan empat orang terbunuh dan tujuh orang luka-luka.

Gaza adalah sebuah wilayah sempit seluas 9 x 50,4 atau 453,6 kilometer per segi yang dipenuhi warga sebanyak lebih dari setengah juta jiwa.

Kebanyakan mereka adalah pengungsi yang sejak tahun 1948 terdesak dari berbagai wilayah Palestina, karena rumah-rumah mereka yang sederhana dihancurkan, kebun dan toko mereka direbut oleh Israel, satu demi satu.

Faktor lain yang memanaskan suasana adalah meningkatnya desakan kaum militan Yahudi terhadap pemerintah Israel agar mengambil alih Masjidil Aqsa alias Haram al-Syarif di Al Quds atau East Jerusalem serta mengklaimnya sebagai Kuil Sulaiman.

Sehari sesudah truk nylonong sampai enam tahun sesudahnya, Intifadhah berkobar hebat di hampir seluruh kawasan Palestina yang dijajah Israel, terutama di Jalur Gaza.

Di Gaza, Israel memperparah keadaan, karena di tanggal 18 Desember, serdadu-serdadunya membunuh 2 orang dan melukai 20 orang Muslim yang baru selesai shalat Jumat. Para serdadu itu kemudian melanjutkan keganasannya dengan menyerbu Rumah Sakit Syifa, memukuli memukuli para doktor dan perawat dan menyeret orang-orang Palestina yang dirawat karena terluka dalam insiden shalat Jumat.

Lemparan batu dibalas peluru tajam. Pada tanggal 21 Desember, Israel melaporkan 15 orang tewas dan 70 orang luka-luka, para pejabat PBB melaporkan 17 terbunuh sedangkan sumber-sumber Palestina menyebut 20 orang terbunuh dan 200 orang luka-luka.

Televisi banyak menyiarkan gambar serdadu Israel bersenjata berat memukuli dan membunuhi warga Palestina. Tayangan-tayangan itu memicu protes dari seluruh dunia.



Nih, Amerika
Keesokan harinya, Dewan Keamanan PBB, lewat sebuah voting yang hasilnya 14:1, “mengecam kebijakan dan tindakan Israel yang melanggar hak-hak asasi manusia rakyat Palestina di wilayah penjajahan”. Amerika Serikat adalah satu-satunya yang abstain dalam pemungutan suara itu.

Anehnya, di hari yang sama, Kongres AS justru mengeluarkan keputusan untuk menambah bantuan kepada Israel dalam bentuk pinjaman sebesar US$ 9 miliar sekaligus mengurangi bunganya. Diantara dana tersebut US$ 550 juta diantaranya untuk segera digunakan menambar anggaran militer dan perlengkapan canggih, US$25 juta untuk perluasan pemukiman Yahudi.

Donald Neff menulis di Washington Report on Middle East Affairs (WRMEA), “Begitu cepatnya berbagai tindakan AS itu, seakan-akan Kongres memberi hadiah kepada Zionis Israel atas perlakuan brutalnya.”

Laporan Amnesty Internasional tahun 1987 mengkritik Israel karena menggunakan metode-metode yang brutal dalam menghadapi perlawanan rakyat Palestina. “Dalam bulan Desember, setidaknya ada 23 orang demonstran di Gaza dan Tepi Barat ditembak mati. Terjadi juga pemukulan dan penangkapan membabibuta. Meningkat juga laporan tentang penyiksaan para tahanan oleh para anggota Israel Defense Force (IDF) dan Dinas Keamanan Umum.”

Patahkan tulang-tulang!
Seakan meremehkan berbagai kritikan itu, pada tanggal 19 Januari 1988 Menhan Rabin mengumumkan kebijakan baru yang dinamai “Tulang-tulang Patah”.

Menyambut pengumuman itu, PM Yitzhak Shamir, yang oleh Donald Neff disebut sebagai “teroris tua dari zaman pra-Israel” menyatakan, “Tugas kita sekarang adalah untuk membangun lagi dinding ketakutan antara orang-orang Palestina dan militer Israel.”

Dalam waktu tiga hari sesudah pengumuman itu, 197 warga Palestina dirawat di beberapa rumah sakit karena mengalami patah tulang yang parah.

Pejabat Direktur badan PBB UNRWA di Jalur Gaza Angela Williams melaporkan, “Kami sangat terkejut menyaksikan bukti-bukti kebrutalan di mana orang-orang dipukuli, khususnya mereka yang sudah sangat tua juga para perempuan.”

Kelompok-kelompok HAM Palestina melaporkan, sejak dimulainya Intifadhah sampai akhir tahun 1993, para serdadu Israel dan pemukim Yahudi telah membunuh rakyat Palestina sebanyak 1.283 orang. Diperkirakan 130.472 mengalami luka-luka, 481 orang diusir, 22.088 dipenjara tanpa pengadilan, 2.533 rumah dihancurkan atau diambil alih, serta 184,257 batang pohon di kebun-kebun rakyat Palestina ditebang oleh serdadu Israel.

Intifadhah Pertama dianggap usai pada 13 September 1993, ketika Perjanjian Oslo ditandantangani dalam sebuah upacara meriah di pekarangan selatan Gedung Putih. PM Israel Yitzhak Rabin dan Ketua PLO (Palestine Liberation Organisation) Yasser Arafat bersalaman disaksikan Presiden AS Bill Clinton.

Belum genap tiga tahun, Perjanjian itu sudah dianggap mati, ditandai kebijakan agresif perdana menteri Israel yang waktu itu terpilih, Benyamin Netanyahu.

Ketika Perdana Menteri Ariel Sharon, menginjakkan kaki ke Masjidil Aqsa tahun 2000, dunia menyaksikan Intifadhah Kedua meletus. Sharon hari ini sudah koma selama setahun lebih, konon, karena ususnya membusuk.

Intifadhah Pertama menandai berubahnya warna perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Dr Nawwaf Takruri, Ketua Rabitah Ulama Palestina di Suriah menjelaskan, “Dahulu kami berjuang dengan dasar Nasionalisme dan Arabisme, semua gagal total.”

“Berkat hidayah Allah,” lanjutnya, “sejak Intifadhah Pertama 1987, dan Intifadhah Kedua 2000, perjuangan ini menjadi perjuangan umat Islam sedunia,” katanya ditemui saat Al Quds International Forum berlangsung di Istanbul baru-baru ini


Gambar diatas hanyalah 1/1000.000 bukti kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina yang banyak ditemui di Internet, Lalu kenapa dunia diam???

Rabu, 06 Januari 2010

Persahabatan

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

Minggu, 03 Januari 2010

Selamat Tahun Baru 2010

Saya mengucapkan selamat Tahun Baru 2010 kepada semua rekan2...semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemaren.....dan semua yang di inginkan dan di cita - citakan di tahun ini tercapai....amin

Rabu, 30 Desember 2009

Gus Dur Presiden Nyeleneh






Gus Dur selalu dianggap aneh dan berbeda dengan orang lain. Anggapan ini juga dirasakan oleh mantan Menteri Pertahanan Mahfud MD. Dia juga merasa heran kenapa justru dirinya yang saat itu dosen di UII Yogyakarta menjadi Menhan.

"Saya heran kok saya dijadikan Menhan. Gus Dur memang nyleneh. Kalau nggak nyleneh nggak mungkin memilih saya menjadi Menhan," aku Mahfud disambut geer audien dalam satu forum talkshow di televisi swasta nasional.

Mahfud juga pernah mengaku akan mundur dari posisi menteri. "Saat itu saya dapat hujatan yang luar biasa. Belum-belum kok sudah dapat kritikan luar biasa. Saya ketemu teman-teman di Yogya. Dalam suatu rapat, saya tegaskan bahwa saya akan mundur dari menteri. Eh, tidak berselang beberapa menit, Gus Dur telepon: 'Pak Mahfud jangan mundur."

"Yah, begitulah Gus Dur. Aneh, tapi juga luar biasa," kenang Mahfud MD.

Sumber : OkeZone

SBY Batalkan Perayaan Tahun Baru di Cipanas

Pembatalan dilakukan sebagai penghormatan terhadap Gus Dur.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan seluruh acara kepresidenan terkait dengan perayaan tahun baru. Pembatalan dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka atas wafatnya Gus Dur.

“Seluruh acara perayaan malam tahun baru presiden dibatalkan,” kata Staf Ahli Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Daniel Sparringa saat ditemui di RSCM, Rabu 30 Desember 2009.

Dikatakan Daniel, SBY dijadwalkan akan merayakan malam pergantian tahun bersama keluarga besar di Istana Cipanas. “Tapi untuk menghormati Gus Dur, acara dibatalkan,” jelasnya.

Pembatalan dilakukan setelah SBY menggelar rapat di Istana. Dijelaskan Daniel, Presiden SBY mengintruksikan agar proses pemakaman Gus Dur dilakukan secara kenegaraan.

VIVAnews